Langkahnya terburu seakan dipacu waktu
memmory dan imaji menembus elastisitas dari sebuah otoritas waktu
emosi, gairah, nafsu tak bisa dibedakan lagi
Ruang yang gelap menjadi dimensi ke-3 dari kesadaran
kepala berputar, tangan mengacung kelangit, kaki bergetar
demikianlah "orang sinting itu" memperagakannya
Ribuan sorot halilintar memburu kehampaan
seakan mengajak sang patung untuk bergerak
Lembaran nilai tukar tak jadi hambatan
"beri aku seteguk lagi" katanya mereka yang merasa merdeka
Demikianlah solitud dan soliter berperang
apa yang diharapkan
Ekstase, ekstase instan yang murni
Friday, May 4, 2007
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
No comments:
Post a Comment